Kegiatan Study Tour Campus SMAN 1 Sindang di Bali Tuai Sorotan
INDRAMAYU - SMAN 1 Sindang yang beralamat di Jalan Letjen MT. Haryono Penganjang Sindang Kabupaten Indramayu Jawa Barat mengadakan Study Tour Kampus tujuan Yogyakarta dan Bali.
Disini, para siswa yang mengikuti study tour dibebani biaya sebesar Rp. 2.700.000,00 (Dua Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah) per siswa. Sesuai informasi ada 9 bus yang membawa ratusan siswa dengan menggunakan Bus Pariwisata PO Metropolitan, Sabtu (20/01/2024).
Sejumlah orang tua siswa mengeluh dan kecewa berat karena pemberangkatan Study tour campus sekolah anaknya itu tidak sesuai yang direncanakan awal. Saat musyawarah awal pihak sekolah menyediakan bus pariwisata PO Pandawa 87 yang harganya sudah disesuaikan dengan pembayaran per siswa sebesar 2.700.000,00, tapi pada kenyataannya Siswa diberangkatkan menggunakan bus Pariwisata PO Metropolitan yang harganya jauh lebih murah dari harga bus Pariwisata PO Pandawa 87.
"Kasihan anak saya perjalanan jauh ke Bali tapi naik busnya yang sesak dan tidak leluasa, padahal saya sudah mengeluarkan biaya besar, saya kesal," ujar orang tua siswa yang namanya tidak ingin disebutkan.
"Yang lebih prihatin, sesuai info yang saya terima, makan juga telat tidak sesuai jadwal. Pada hari kedua, makan siang di Rumah Makan Bromo Asri Probolinggo seharusnya jam 11.30, anak anak baru makan jam 15.00 WIB," sebutnya.
"Demikian halnya makan malam di rumah makan Grafika Ketapang Banyuwangi sudah larut malam baru makan," lanjutnya.
Pegiat sosial dan pendidikan, Achmad Khotib mengaku prihatin dengan adanya study tour di Sasi yang dinilai boros. Menurutnya, jika itu sebuah kewajiban program sekolah setidaknya dipertimbangkan dalam soal biaya. Khotib menganggap saat ini kondisi perekonomian masyarakat Indramayu sedang dalam kesulitan karena cuaca musim penghujan.
Walau demikian dirinya menganggap wajar jika besarnya biaya dibarengi dengan fasilitas yang memadai dan hasil study yang bisa betmanfaat untuk menunjang pendidikan siswa.
"Kalau nilai biaya segitu mestinya mendapat fasilitas yang memadai. Biaya yang besar ini, mungkin pihak sekolah masih dianggap wajar, namun masalahnya jika pihak sekolah yang menentukan sendiri tanpa musyawarah dengan wali murid dan komite sekolah," terangnya.
"Nah ini yang banyak terjadi di sekolah sekolah di Indramayu, terutama setingkat SMP, SMA Negeri maupun swasta. Herannya orang tua siswa atau wali murid nggak berani debat menolak, sebab selalu ada indikasi kenilai raport atau ijazah yang nanti bisa di tahan oleh pihak sekolah dengan berbagai macam cara dan berdampak ke murid jika menolak study tour," beber Khotib.
"Ditambahkan, fakta di atas membuat orang tua siswa kadang dilema juga, tetapi jika wali murid merasa keberatan, bisa mengadukan pihak sekolah ke Disdik Jabar jika pihak sekolah diketahui melampaui kewenangannya. Sebab Disdik, tidak mungkin mewajibkan adanya study tour yang kami yakini sangat jarang ada kaitannya dengan giat belajar mengajar yang jadi domainnya dengan mata pelajaran kejurusannya," imbuhnya.
"Paling jalan-jalan yang disetting study tour campus dan ujungnya ada dugaan dijadikan ajang bisnis dalam kegiatan ini. Kami akan kawal masalah ini, jika ditemukan ada unsur Pungli yang larinya kepidana, akan saya laporkan untuk ditindaklanjuti," pungkasnya.
Kepala Sekolah SMAN 1 Sindang, Setyo Adisapto yang dihubungi awak media lewat pesan WhatsApp, Senin (22/01/2024) tidak menjawab.
Sementara Humas Sasi, Sodikin saat dikonfirmasi Via Pesan WhatsApp, hanya mengatakan "Terimakasih".
(Junedi & Tim)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow