JABARONLINE.COM - Pedagang bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Sukabumi, Wihanda alias Apep, mendadak jadi sorotan setelah namanya muncul di salah satu pemberitaan dengan label “mafia migas”. Sang istri, Eni Nurhayati, membantah keras tudingan tersebut.
“Suami saya membeli Pertalite resmi di SPBU dengan rekomendasi dari Dinas Pertanian yang masih berlaku. Semua bukti transaksi lengkap. Rasanya sangat menyakitkan ketika tiba-tiba ada berita menyebut suami saya mafia migas,” kata Eni, Rabu (24/9/2025).
Eni menjelaskan, pada Selasa (16/9/2025) sore, Apep membeli Pertalite bukan untuk industri besar, melainkan untuk kebutuhan para petani, pedagang kecil, hingga mesin penggiling padi. Apalagi, SPBU di wilayah Cikidang sudah lama tutup sehingga warga pelosok makin kesulitan mencari BBM resmi.
Namun perjalanan pulang Apep berubah mencekam. Sekitar pukul 16.30 WIB, mobilnya dicegat di Kampung Sampora, Desa Sampora, Kecamatan Cikidang, oleh lebih dari sepuluh orang yang datang menggunakan tiga sampai empat mobil. Mereka mengaku dari media, LSM, hingga lembaga terkait migas, lalu langsung menuding Apep sebagai mafia BBM.
Tak berhenti di situ, Eni mengungkap ada pihak yang meminta sejumlah uang dengan dalih kasus bisa dihentikan. “Jumlahnya terus berubah, pernah Rp60 juta, lalu Rp45 juta, bahkan sempat Rp30 juta, naik lagi ke Rp40 sampai Rp50 juta. Kami jelas menolak. Perkara pidana tidak bisa diselesaikan dengan uang,” tegasnya.
Keluarga, kata Eni, masih menyimpan rekaman sebagian proses mediasi meski tidak utuh, serta ada saksi yang mengetahui permintaan uang tersebut.
“Kami bukan mafia, kami hanya keluarga kecil yang hidup sederhana. Saya minta keadilan, jangan sampai suami saya diperlakukan seperti penjahat negara,” ucap Eni dengan mata berkaca-kaca.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, saat dikonfirmasi, membenarkan laporan terkait kasus ini. “Ya benar, perkara sedang ditangani unit Tipidter. Saat ini masih dalam proses penyidikan,” tegasnya.***