JABARONLINE.COM – Ancaman erosi di bantaran Sungai Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, kini memasuki tahap mengkhawatirkan. Sejak hujan deras yang mengguyur sejak akhir pekan lalu, arus sungai terus memperlebar jalurnya dan menggerus daratan di Kampung Sawah Tengah, Dusun Kaung Luwuk, Desa Cidadap.
Rabu, 12 November 2025, situasi di lokasi terlihat genting. Sungai yang dulu berjarak puluhan meter kini hanya tinggal 5 meter dari rumah warga. Sejumlah bangunan, termasuk masjid jami, madrasah, MCK, dan majelis taklim, sudah rusak parah dan terancam ambruk sepenuhnya.
“Mulai dari malam Minggu airnya naik terus. Paling parah semalam, hujan dari sore sampai subuh. Sekarang sungai tinggal sekitar 5 meter dari rumah, bahkan ada yang cuma dua meter,” ujar Adul Manan (32), warga Kampung Sawah Tengah, saat ditemui di lokasi.
Adul menuturkan, selain bangunan ibadah dan fasilitas umum yang rusak, lahan sawah milik warga juga lenyap terseret arus. Dari satu hektar lahan, kini tidak tersisa.
“Dulu sawahnya masih lebar, sekitar 20 meter dari bibir sungai. Sekarang habis di perkirakan sekitar satu hektar, airnya pindah ke arah kampung,” jelasnya.
Yang lebih memprihatinkan, sejak Selasa malam (11/11/2025), sedikitnya lima keluarga sudah terpaksa mengungsi karena rumah mereka mulai terdampak langsung oleh arus sungai.
“Sudah ada lima rumah, lima kepala keluarga, yang ngungsi dari semalam. Airnya sudah mendesak ke permukiman,” tutur Adul.
Warga juga menyampaikan kekecewaan terhadap pemerintah desa dan aparat terkait, tidak ada respons Mereka menegaskan, yang dibutuhkan saat ini bukan bantuan sembako, tetapi alat berat untuk meluruskan aliran sungai agar tidak terus memakan daratan.
“Kami butuh alat berat, bukan sembako. Yang penting sungainya bisa dilurusin dulu, biar aman. Kalau dibiarkan begini, kampung ini bisa habis,” tegas Adul dengan nada kesal.
Hingga malam ini, belum terlihat adanya upaya penanganan di lokasi. Warga masih berjaga di sekitar rumah masing-masing, sementara arus Sungai Cidadap terus menghantam tebing dan mengikis daratan sedikit demi sedikit.
Kondisi ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah daerah. Tanpa langkah cepat, ancaman kehilangan tempat tinggal bagi warga Sawah Tengah tinggal menunggu waktu.***