JABARONLINE.COM — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menggelar Training of Trainers (ToT) Pengajar Al-Qur’an Bahasa Isyarat bagi guru dan tenaga pendidik penyandang disabilitas sensorik rungu wicara. 

Kegiatan tersebut berlangsung di Yayasan Adh-Dhiya, Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Kamis (4/11/2025)

Sebanyak 34 peserta mengikuti pelatihan ini. Mereka datang tidak hanya dari Bandung Barat, tetapi juga dari berbagai daerah lain seperti Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kota Bandung.

Dalam pelatihan ini, peserta dibekali materi dasar Bahasa Isyarat Al-Qur’an, termasuk buku panduan resmi yang dipersiapkan oleh tim BAZNAS. 

Para narasumber kemudian memandu praktik membaca, menghafal, dan menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an melalui bahasa isyarat, agar para guru mampu mengajarkan kembali kepada para siswa di daerah masing-masing.

Perwakilan Divisi Pendidikan dan Dakwah BAZNAS RI, Indah, menjelaskan bahwa masih tingginya angka penyandang disabilitas rungu wicara yang belum memperoleh akses memadai untuk mempelajari Al-Qur’an menjadi salah satu alasan utama program ini digulirkan.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap lahir para pengajar yang dapat mendampingi teman-teman tuli dalam memahami dan mengamalkan Al-Qur’an sesuai kebutuhan mereka,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Adh-Dhiya, Cecep Ghozali Rahmatulloh, menyampaikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program ToT Bahasa Isyarat Al-Qur’an. 

Ia menegaskan bahwa Jawa Barat memiliki jumlah anak dengan keterbatasan pendengaran dan bicara yang cukup besar, sehingga program ini menjadi langkah strategis untuk memastikan mereka mendapatkan hak yang sama dalam mempelajari Al-Qur’an.

“Program ini merupakan komitmen bersama untuk memperkuat pendidikan inklusif berbasis nilai-nilai keagamaan. Dengan adanya pengajar yang terlatih, anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar, membaca, dan memahami Al-Qur’an dengan cara yang sesuai kebutuhan mereka,” ujar Cecep.

Ia berharap kegiatan ini dapat terus diperluas dan dijalankan secara berkesinambungan, agar semakin banyak penyandang disabilitas sensorik di Jawa Barat dan daerah lain mendapatkan manfaat pendidikan Al-Qur’an yang layak, inklusif, dan membangun kemandirian spiritual.***