JABARONLINE.COM — Di balik spanduk protes yang terpasang di depan rumah bercat hijau tua di Kampung Gempol, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, tersimpan kisah getir warga yang hidup di bawah ancaman bencana susulan.

Puluhan keluarga masih bertahan di rumah-rumah yang mengalami kerusakan berat akibat pergerakan tanah. Retakan menganga di dinding dan lantai, bangunan miring, serta penyangga kayu darurat menjadi pemandangan yang memperlihatkan betapa rapuhnya hunian warga.

Salah satu penghuni rumah terdampak, Yeni, mengungkapkan bahwa kondisi rumahnya semakin mengkhawatirkan sejak bencana tahun lalu. Dinding rumahnya miring, lantai rusak, dan sebagian struktur terpaksa ditopang agar tidak roboh.

“Kalau hujan turun, kami hampir tidak bisa tidur. Takut ambruk,” kata Yeni saat ditemui di lokasi, Sabtu (20/12/2025).

Yeni tinggal bersama suaminya, dua anak, serta dua cucu, salah satunya masih berusia beberapa bulan. Kekhawatiran akan keselamatan membuat salah satu cucunya akhirnya dibawa oleh ayahnya untuk tinggal sementara di tempat lain.

Menurutnya, warga sempat diminta mengungsi dan dijanjikan bantuan biaya kontrakan sebesar Rp600 ribu per bulan. Namun bantuan tersebut tak pernah diterima secara berkelanjutan. 

Baca Juga: Spanduk Protes Terpasang di Rumah Retak, Warga Gempol Sukabumi Desak Relokasi