JABARONLINE.COM – Atap lima ruang kelas di SMKN 1 Gunung Putri, Kabupaten Bogor, ambruk setelah diguyur hujan deras disertai angin kencang pada Senin (3/11/2025). Pihak sekolah menyebut, peristiwa itu terjadi akibat hujan deras dan angin puting beliung yang menyebabkan ranting pohon jatuh dan menimpa atap bangunan.
Kepala SMKN 1 Gunung Putri, Nani Yulianti, menyampaikan duka mendalam atas musibah tersebut.
"Saya turut berduka atas musibah yang menimpa sekolah kami. Ada lima ruang kelas yang roboh akibat hujan deras dan angin puting beliung yang menjatuhkan ranting besar ke atap,” ujar Nani saat ditemui di sekolah, Selasa (4/11/2025).
Menurut Nani, sejumlah siswa sempat mengalami luka dan kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
“Kami memohon maaf kepada orang tua siswa, terutama yang anaknya masih dirawat. Kami terus berdoa agar mereka segera pulih dan bisa kembali bersekolah,” katanya.
Untuk memastikan kegiatan belajar tetap berjalan, pihak sekolah akan menerapkan sistem pembelajaran campuran (daring dan luring) bagi lima kelas terdampak.
“Sementara ini kami lakukan sistem bergilir. Ada yang belajar daring, ada yang luring di bengkel atau ruang yang masih aman. Jadwalnya sedang disusun tim kurikulum,” jelas Nani.
Hari ini, kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara daring, terutama untuk siswa kelas 10 dan 11. Sementara itu, siswa kelas 12 tengah bersiap mengikuti Tes Kompetensi Akademik (TKA) gelombang kedua yang dijadwalkan berlangsung Rabu dan Kamis.
“Sebagian siswa masih trauma, jadi kami beri waktu mereka belajar dari rumah dulu. Namun guru tetap mengajar dari sekolah, baik lewat Zoom, Google Meet, maupun platform daring lainnya,” tambah Nani.
Nani juga mengapresiasi perhatian pemerintah terhadap musibah tersebut.
"Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bogor, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan, serta Direktorat SMK yang sudah memberikan dukungan dan membantu percepatan perbaikan gedung,” ujarnya.
Hingga kini, pihak sekolah masih menunggu proses perbaikan atap kelas yang roboh agar kegiatan belajar tatap muka dapat kembali berjalan normal.***