JABARONLINE.COM – Aksi pencurian kembali mengguncang Pasar Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Peristiwa yang terjadi pada Rabu malam hari, 6 November 2025 lalu, di Blok B pasar tradisional itu membuat sejumlah pedagang menjerit karena kehilangan barang dagangan senilai puluhan juta rupiah.
Aksi pencurian tersebut disebut-sebut bukan peristiwa baru, melainkan sudah berlangsung sejak lama tanpa penanganan tuntas.
Dari keterangan beberapa pedagang, pola kejadiannya hampir sama: kios kemalingan secara senyap di malam hari, dan pelaku berhasil membawa kabur berbagai barang seperti kopi, bawang merah, minyak goreng, serta sayuran segar.
“Kalau dihitung-hitung, total kerugian saya saja sudah hampir tiga puluh juta. Belum pedagang lain yang juga kehilangan barang tiap minggu,” ujar Dian (34), pedagang sembako dan sayuran, kepada wartawan pada Senin, 10 November 2025.
Yang lebih mengkhawatirkan, rekaman CCTV yang dipasang salah satu pedagang memperlihatkan tiga orang pelaku beraksi. Satu orang tampak mengambil barang, sementara dua lainnya berjaga di sekitar lokasi.
“Videonya jelas banget. Satu ngambil, dua orang lain ngawasi. Dari wajahnya sudah kelihatan, ini bukan orang asing di pasar,” kata Dian.
Diduga kuat, salah satu pelaku merupakan oknum petugas keamanan pasar, sementara dua lainnya disebut seorang pengamen dan warga biasa yang kerap mondar-mandir di area tersebut.
Padahal, setiap kios diketahui membayar iuran keamanan harian sebesar lima ribu rupiah, di luar retribusi resmi. Namun kenyataannya, aksi pencurian tetap marak.
“Kami bayar keamanan tiap hari, tapi tetap aja barang hilang. Bukan cuma saya, hampir semua kios di blok sini udah pernah kena,” keluh Egi, pedagang sayur di Blok A.
Kondisi ini membuat para pedagang semakin kehilangan rasa aman. Mereka menuntut pihak pengelola pasar dan UPTD Pasar Palabuhanratu agar segera turun tangan.
Salah seorang pedagang lain, Ivan, menyebut bahwa hampir setiap bulan ada saja laporan kehilangan. Ia menduga pelaku sudah hafal situasi pasar dan memilih waktu sepi untuk beraksi.
“Rata-rata pelaku udah dikenal orang sini. Cuma baru kelihatan jelas waktu CCTV dipasang. Diduga yang ngaku-ngaku petugas keamanan itu juga ikut,” ujarnya.
terkait dugaan keterlibatan oknum keamanan tersebut. Namun pedagang berharap aparat segera menindaklanjuti laporan agar aksi serupa tidak terus berulang.
“Kalau terus dibiarkan, pasar ini bukan tempat usaha lagi, tapi tempat maling cari untung,” sindir salah seorang pedagang senior dengan nada kecewa.***