JABARONLINE.COM — Bencana di bantaran Sungai Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, berkembang jauh lebih parah dari perkiraan awal. Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, permukiman warga di Kampung Sawah Tengah praktis musnah setelah tergerus aliran sungai yang meluap dan mengikis daratan secara brutal.

Peristiwa yang terjadi Rabu (17/12/2025) itu menyebabkan belasan rumah warga runtuh dan hanyut, meninggalkan hamparan air di lokasi yang sebelumnya merupakan kawasan permukiman padat. Warga menyebut, perubahan kondisi terjadi sangat cepat dan tidak memberi ruang untuk menyelamatkan bangunan.

Tokoh masyarakat setempat, Abdul Manan, menyampaikan kondisi terkini melalui rekaman langsung dari lokasi kejadian. Ia menunjukkan bagaimana wilayah kampung yang sehari sebelumnya masih berdiri, kini telah berubah menjadi bagian dari badan sungai.

“Dalam hitungan jam, semua habis. Yang kemarin masih ada, sekarang sudah tidak tersisa,” ujarnya dengan nada tertekan saat berada di antara sisa puing bangunan yang terseret arus.

Berdasarkan pendataan terakhir, dari 23 unit rumah yang tercatat di Kampung Sawah Tengah, sebanyak 16 rumah telah roboh dan terseret ke sungai. Sementara tujuh rumah lainnya berada dalam kondisi rawan dan berpotensi menyusul jika debit air kembali meningkat.

Jumlah tersebut merupakan kerusakan pada satu titik lokasi saja. Warga meyakini masih ada permukiman lain di sepanjang aliran Sungai Cidadap yang juga terdampak namun belum terdata secara menyeluruh.

Perubahan kontur sungai disebut menjadi faktor utama. Aliran air bergeser ratusan meter dari jalur semula, memakan habis tanah pemukiman hingga menyatu dengan kawasan tempat tinggal warga.

“Dulu sungai itu jauh dari rumah, sekarang alirannya tepat di atas bekas permukiman,” ungkap Manan menjelaskan kondisi geografis yang berubah drastis.

Seluruh warga terdampak kini telah meninggalkan lokasi dan mengungsi di SD Negeri Kawungluwuk. Tidak ada lagi kemungkinan kembali ke rumah, karena lahan tempat berdiri bangunan sudah hilang.

Warga mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sukabumi agar segera mengambil langkah konkret. Mereka menegaskan bahwa kebutuhan utama saat ini bukan hanya bantuan logistik, melainkan kepastian relokasi ke tempat yang aman dan layak huni.

“Kami butuh tempat hidup yang baru. Kampung kami sudah tidak ada,” ujar Manan, menyampaikan harapan warga agar pemerintah segera bertindak cepat.

Hingga berita ini diturunkan, warga pengungsi masih menunggu keputusan resmi terkait penanganan lanjutan dan rencana pemindahan permanen dari wilayah rawan bencana tersebut.***