JABARONLINE.COM — Ancaman bencana tanah bergerak menghantui warga Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi. Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut memicu pergeseran lapisan tanah hingga menyebabkan puluhan bangunan tempat tinggal warga mengalami kerusakan struktural, Senin 15 Desember 2025.

Sedikitnya sekitar dua puluh rumah yang berada di Kampung Pasir Gerong, RT 09 RW 01, dilaporkan mengalami kerusakan serius berupa dinding pecah, lantai terangkat, hingga bangunan yang nyaris tak lagi layak ditempati. Situasi ini membuat warga diliputi rasa cemas dan memilih menjauh dari rumah mereka demi keselamatan.

Peristiwa serupa juga dirasakan warga di Dusun Bojonghaur, yang masih berada dalam satu desa. Dampak bencana tidak hanya menyerang permukiman, tetapi juga mengganggu fasilitas umum. Sejumlah sarana vital dilaporkan rusak akibat pergeseran tanah yang terjadi usai hujan deras berkepanjangan.

Salah seorang warga sekaligus anggota BPD Bantarkalong, Eman Sulaeman, menyampaikan bahwa kerusakan terpusat di satu lingkungan RT, namun jumlah bangunan yang terdampak cukup signifikan. Menurutnya, kondisi sebagian rumah sudah sangat berbahaya untuk ditempati karena retakan terus melebar.

Selain bangunan warga, jalur penghubung utama di kawasan tersebut juga ikut terdampak. Permukaan jalan dilaporkan mengalami kerusakan parah hingga tidak dapat dilalui kendaraan, sementara jaringan listrik terganggu akibat robohnya beberapa tiang penyangga.

Eman menambahkan, pihak pemerintah desa telah melakukan langkah awal sebagai bentuk respons cepat terhadap kejadian tersebut. Upaya penanganan sementara mulai dilakukan sembari menunggu tindak lanjut dari instansi terkait.

Sementara itu, Nurdin (40), salah satu warga terdampak, mengungkapkan bahwa tanda-tanda pergerakan tanah mulai terasa pada dini hari. Retakan pada rumahnya muncul secara tiba-tiba dan semakin membesar dalam waktu singkat.

Demi menghindari risiko yang lebih besar, Nurdin bersama keluarganya memilih meninggalkan rumah dan menumpang sementara di kediaman kerabat terdekat. Ia berharap pemerintah segera melakukan penanganan menyeluruh, termasuk kemungkinan pemindahan warga ke lokasi yang lebih aman.

“Kami berharap ada solusi cepat agar warga tidak terus berada dalam ancaman,” ujarnya.***