JABARONLINE.COM — Di tengah geliat pariwisata pesisir selatan Jawa Barat, satu titik lama yang dulu dikenal dengan citra miring kini mulai berbenah. Pasar Monyet Citepus, yang selama puluhan tahun identik dengan hiburan malam dan suasana remang-remang, kini tengah bertransformasi menjadi kawasan wisata yang sehat, ramah anak, dan berbasis lingkungan.

Transformasi ini bukan sekadar penataan fisik, tetapi juga pemulihan martabat kawasan yang selama ini dipandang sebelah mata. Di balik perubahan tersebut, hadir semangat baru dari masyarakat lokal dan pelaku pariwisata yang ingin menjadikan Citepus sebagai destinasi yang elegan dan membanggakan, Minggu, 12/10/2025.

Salah satu tokoh yang berada di garda depan perubahan ini adalah Kang Pelor, warga asli Citepus sekaligus perwakilan dari PT. Pasifik Budaya Pawisata, pengembang yang kini dipercaya untuk menata ulang kawasan tersebut.

“Kami ingin menghapus stigma lama yang melekat di Pasar Monyet. Sudah saatnya Citepus dikenal bukan karena masa lalunya, tapi karena masa depannya yang sehat, ramah keluarga, dan bermartabat,” ujar Kang Pelor.

Menurutnya, PT. Pasifik Budaya Pawisata akan mengembangkan kawasan ini dengan pendekatan budaya, edukasi, dan keberlanjutan lingkungan. Rencana pengembangan mencakup taman interaktif untuk anak-anak, sentra kuliner khas pesisir, ruang edukasi bahari, serta area UMKM yang tertata rapi.

“Kami tidak ingin sekadar membangun fisik. Kami ingin membangun rasa bangga. Bahwa warga Citepus punya tempat wisata yang bisa dibawa anak, bisa jadi ruang belajar, dan tetap menjaga nilai-nilai lokal,” tambahnya.

Kang Pelor juga menekankan pentingnya pelibatan warga lokal dalam setiap proses pembangunan. Menurutnya, transformasi ini harus menjadi gerakan bersama, bukan proyek eksklusif.

“Kami percaya, dengan warga dilibatkan, hasilnya akan lebih tulus dan berkelanjutan. Ini bukan hanya soal estetika, tapi soal martabat dan keberkahan,” tuturnya.

Transformasi Pasar Monyet menjadi wisata ramah anak dan lingkungan juga diharapkan mampu mengangkat ekonomi lokal. Banyak mantan pekerja hiburan malam yang kini diarahkan untuk beralih ke sektor kuliner, kerajinan, dan jasa wisata yang lebih sehat dan berdaya.

Dengan semangat Sukabumi Mubarokah, kawasan Citepus kini bersiap menyambut masa depan yang lebih cerah. Dari tempat yang dulu penuh stigma, menjadi ruang wisata yang elegan, inklusif, dan penuh harapan.***