JABARONLINE.COM - Baru satu pekan pasca pemberhentian sementara aktivitas tambang batu andesit oleh Gubernur Jawa Barat Oleh Dedi Mulyadi.

Beberapa kalangan masyarakat sudah mengeluhkan dampak ekonomi yang mereka alami, mulai dari pedagang UMK, kuli muat di pangkalangan, hingga istri dari para supir dan kenek.

Seperti yang diutarakan Pak Uja, ia mengaku sebelum pt di tutup warung terbilang cukup ramai pembeli. Namun, pasca ditutup warungnya nyaris sepi tidak ada yang belanja.

"Alhamulilah jualan kami ramai ada aja pembeli setelah sekarang semenjak PT di utup bener bener sepi tidak ada yang belanja kepada kami," bebernya saat. Pada Kamis, (02/10/2025).

Lebih lanjut, Uja pun berharap kepada bupati dan gubenur untuk segera menyelesaikan permasalahan ini karnadampaknya begitu besar pada masyarakat di wilayah Desa Rengasjajar, Kecamatan Cigdeg, Kabupaten Bogor

"Untuk kami masyarkat kecil, dampaknya bukan hanya pada warung saja tapi banyak yang terkena dampak akibat penutupan perusahan ini." terangnya.

Hal senada disampaikan warga Caringin Leuwi Kopo, Kecamatan Parungpajang, Bpk Dani, yang saat dijumpai sedang merasakan luka.

"Untuk hari ini mah ya kita anggap sebuah luka karna barang barang yang dari perusahan tidak ada yang bias kami kerjakan seperi pasir batu ga ada," terang Bpk Dani.

Bagi kuli ganjir, kuli rata atau kuli muat, sebuah pangkalan yang banyak tersebar di wilayah Bogor Barat merupan dapur dari mata pencaharian mereka.

"Ini adalah dapur kami dalam mencari nafkah, namun adanya peraturan tersebut saya dan teman teman di pangkalan menjadi korban akibat dampak adanya penutupan," bebernya.

"Dan kibat adanya penutuan ini kebutuhan sehari hari kami tidak bias kami penuhi seperti kami punya tungakan kepada bank, adanya kejadian ini kami tidak bias untuk membayar cicilan bulanan kami kepada bank mingguan." lanjut kuli genjur tersebut.

Lenih lanjut, Bpk dani mengaku keyika kondisi normal, ia bisa membawa uang buat anak istri sekitar Rp. 200.000 rupiah per hari. Namun, pasca ditutup tas satu rupiah pun ia dapat.

"Peghasilan kami tiap harinya tidak menentu kadang  paling besar sehari kami bias bawa pulang uang 200rb tapi adanya kejadian ini  sudah empat hari kami tidak bias membawa uang untuk kami bawa pulang, nol tidak ada penghasilan sama sekali sudah lima hari semenjak penutupan tesebut." terangnya.

Lebih lanjut, ia pun berharap pemerintah segera memeberikan solusi. "Harapan saya mudah mudahan pmerintah segera menyelesaikan masalah ini dan semoga segera normal kembali seperti semula kembali, tolong kasihani saya dan rekan rekan saya di sini yang terkna dampak ini." tutupnya.***