SUKABUMI – Pada hari cerah di awal musim gugur, tepatnya Jumat (26/9/2025), Kabupaten Sukabumi menjadi sorotan nasional melalui upaya akselerasi program bantuan sosial Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Kegiatan ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting, yang dipimpin langsung oleh Bupati Sukabumi, Drs. H. Asep Japar, M.M., dari lokasi strategis di Ciputuguran, Kelurahan Palabuhanratu. Pemilihan venue ini tak lepas dari peran ikonik Palabuhanratu sebagai kawasan pesisir yang menjadi jantung aktivitas pemerintahan daerah, sebagaimana disampaikan Camat Jampangkulon, Dading, S.Pd. K.P., yang dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.
Program Rutilahu, inisiatif kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat, difokuskan pada rehabilitasi rumah-rumah tidak layak huni bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, terutama di wilayah tertinggal, terisolir, serta terluar. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen nasional untuk mengurangi kemiskinan struktural, di mana Sukabumi menargetkan rehabilitasi ratusan unit rumah pada 2025, termasuk melalui verifikasi lapangan dan pendampingan fasilitator. Di tingkat kabupaten, program ini telah menjadi prioritas untuk mewujudkan hunian sehat, aman, dan layak, dengan dukungan dari Dinas Perumahan dan Permukiman serta mitra seperti Baznas.
Bupati Asep Japar, yang menjabat sejak Februari 2025, membuka sesi Zoom Meeting dengan sambutan penuh semangat, menegaskan visi Sukabumi Mubarokah – sebuah konsep keberkahan yang mencakup kesejahteraan holistik bagi seluruh warga. "Kita tidak boleh lagi membiarkan saudara-saudara kita tinggal di rumah yang mengancam keselamatan. Program Rutilahu ini adalah bukti nyata gotong royong, dari desa hingga kabupaten, untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup," ujarnya, seperti dikutip dari pertemuan virtual tersebut. Sambutan ini mencerminkan gaya kepemimpinannya yang visioner, sejalan dengan latar belakangnya sebagai politikus Golkar yang menekankan pembangunan inklusif.
Zoom Meeting ini diikuti secara virtual oleh perwakilan seluruh kecamatan di Kabupaten Sukabumi, termasuk jajaran kecamatan, desa, dan stakeholder terkait. Khusus untuk Kecamatan Jampangkulon, kegiatan ini menjadi momen krusial di bawah kepemimpinan Camat Dading, yang dikenal sebagai "Camat yang Menyapa dengan Hati" – sosok yang sering turun langsung ke masyarakat, dari kunjungan desa hingga inisiatif lingkungan seperti konservasi sumber daya alam.
Camat Dading berharap akselerasi melalui platform daring ini tidak hanya mempercepat proses verifikasi dan penyaluran bantuan, tetapi juga memperkuat solidaritas antarwilayah. "Warga Jampangkulon dapat menyaksikan langsung komitmen bupati. Ini membangun rasa kebersamaan, sejalan dengan semangat 'Jampangkulon Nyate Bos' – nyaman tentram bagi orangnya someah untuk Sukabumi Mubarokah," kata Camat Dading.
Fokus utama dari perspektif Kecamatan Jampangkulon adalah alokasi bantuan Rutilahu. Menurut Camat Dading, dari 34 rumah yang diajukan, laporan dari Kepala Seksi Pemerintahan (Kasi Pemerintahan) menyatakan bahwa 17 rumah akan menerima bantuan tahun ini. Angka ini mencerminkan prioritas pada wilayah selatan Sukabumi yang rawan isolasi, di mana program Rutilahu tidak hanya memperbaiki struktur bangunan, tetapi juga mendukung ketahanan sosial di tengah tantangan geografis.
Kegiatan ini juga selaras dengan rangkaian inisiatif terbaru di Jampangkulon, seperti rapat koordinasi konservasi SDA pada 23 September 2025 dan penanaman padi gogo pada 24 September 2025, yang semuanya diarahkan untuk pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan Zoom Meeting Pemerintah Kecamatan Jampangkulon ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan langkah konkret menuju Sukabumi yang lebih adil dan berkah. Dengan partisipasi aktif warga dan dukungan teknologi, program Rutilahu diharapkan menjadi katalisator perubahan, mengurangi disparitas hunian di daerah terpencil. Di tengah semangat gotong royong yang digaungkan Bupati Asep Japar, Jampangkulon – sebagai representasi wilayah pesisir dan pegunungan Sukabumi – menunjukkan bahwa pembangunan sejati dimulai dari hati pemimpin dan solidaritas masyarakat.***