JABARONLINE.COM — Pagi yang bening pada Jumat (12 Desember 2025) membawa suasana haru sekaligus kebanggaan di halaman TK Islam Fatmawati Kota Bogor. Sejak matahari baru mengintip, murid-murid kecil berdiri rapi membentuk barisan, memulai sebuah kegiatan kemanusiaan yang tumbuh dari kepedulian bersama: penggalangan dana untuk korban bencana di Sumatra dan Aceh.
Kegiatan ini lahir dari inisiatif para orang tua dan pihak sekolah sebagai bagian dari pembelajaran karakter, bahwa kebaikan bisa diperkenalkan sejak anak mampu berbagi senyuman. Kepala TK Islam Fatmawati, Wiwi, menjadi orang pertama yang memasukkan donasi ke dalam kotak amal yang telah disiapkan. Langkah itu diikuti para guru dan seluruh murid, satu per satu maju dengan wajah polos namun hati yang sungguh-sungguh ingin membantu.
Sebelum donasi dimulai, seluruh peserta menundukkan kepala, memanjatkan doa untuk para korban. Surah Al-Fatihah dilantunkan perlahan, menjadi tanda bahwa kepedulian selalu dimulai dari doa yang sederhana namun penuh harapan.
Suasana semakin khusyuk ketika seorang siswi TK Islam Fatmawati, Nadya Alyssa Azzahra, maju ke depan untuk membacakan puisi pendek karyanya. Tulisan tangan kecil itu melantun menjadi pesan yang menyentuh, tentang duka yang menyapa negeri dan pentingnya saling membantu:
"Negeriku tercinta kembali berduka,
Berlinang air mata,
Wajah ceria kini dibalut luka."
"Tiba-tiba air datang,
Kaki-kaki berlari kencang,
Jerit pun memuncak,
Terdengar rintih perihnya luka,
Ada doa terbata-bata."
"Ya Tuhan…
Mungkinkah Engkau sedang marah,
Melihat tingkah insan
Yang semakin parah."
"Jangan sesali kenyataan ini,
Semua takkan terjadi
Bila insan lebih peduli."
Puisi itu menjadi penutup pagi yang meresap ke dada para orang tua, guru, dan siswa: bahwa kepedulian bukan sekadar kegiatan, tetapi nilai yang harus diajarkan dan dicontohkan.
“Kami ingin menanamkan sejak dini bahwa menolong sesama adalah bagian dari jati diri umat yang berakhlak,” ujar Kepala TK Islam Fatmawati, Wiwi.
Melalui kegiatan ini, TK Islam Fatmawati Kota Bogor kembali menegaskan komitmennya sebagai lembaga yang tidak hanya mengajak anak belajar mengenal dunia sekitar, tetapi juga membantu mereka belajar memakai hatinya—hati-hati kecil yang kelak tumbuh menjadi generasi yang lebih peka, lebih peduli, dan lebih siap menjadi cahaya bagi sesamanya.
Dari halaman sekolah yang sederhana, getaran empati itu mengalir jauh, membawa doa dan harapan untuk saudara-saudara di Sumatra dan Aceh. Sebuah langkah kecil yang nilainya memancar besar. Karena perubahan, seperti benih kebaikan, selalu tumbuh dari hati yang memilih peduli.***