JABARONLINE.COM – Warga Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, masih menghadapi kesulitan serius untuk menyeberangi sungai menuju pemakaman dan lahan pertanian mereka. Tak adanya jembatan penyeberangan membuat warga harus menunggu air surut saat debit sungai tinggi, menghambat aktivitas sehari-hari.
Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi Gerindra, Beben Suhendar, mengakui kondisi ini dan menjelaskan langkah-langkah yang sedang ditempuh. Menurut Beben, pembangunan jembatan di Bogor Timur sebenarnya sudah masuk dalam usulan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) desa.
“Memang ada beberapa sungai di wilayah ini yang belum punya jembatan. Kita sudah ajukan usulan melalui Musrenbang, karena itu mekanisme resmi agar proyek pembangunan bisa masuk ke perencanaan APBD,” jelas Beben.
Ia menambahkan, prosesnya tidak bisa instan karena harus melalui tahapan administrasi dan perencanaan.
“Salah satu kunci agar pembangunan jembatan cepat direalisasikan adalah usulan tersebut tercatat di Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD). Kalau sudah ada di SIPD, kami bisa memperjuangkannya di Badan Anggaran DPRD saat pembahasan APBD 2026. Tapi kalau belum tercatat, baru bisa diusulkan untuk tahun berikutnya,” ujarnya.
Beben menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti untuk memastikan warga mendapat akses yang layak.
“Saya akan koordinasi dulu dengan desa dan kecamatan, memastikan semua usulan diteruskan di SIPD. Semoga proses ini berjalan lancar, dan jembatan bisa dibangun secepatnya, karena ini bukan hanya soal kemudahan, tapi juga keselamatan warga,” kata Beben.
Kepala Desa Buanajaya, Sudrajat, mengungkapkan bahwa jembatan sangat dibutuhkan, terutama saat musim hujan.
“Tanpa jembatan, pemakaman warga sering tertunda. Warga juga kesulitan mengurus sawah dan kebun mereka karena harus menunggu sungai surut,” ujarnya.
Kesulitan warga semakin terasa setelah tragedi baru-baru ini, ketika dua remaja, Pupung (17) dan Muhamad Ramdan (17), meninggal tersambar petir saat memancing di persawahan. Pemakaman keduanya sempat tertunda karena sungai yang harus dilintasi meluap.
Tokoh masyarakat, Rohim Atmajaya, berharap pemerintah kabupaten segera menindaklanjuti pembangunan jembatan.
“Jembatan bukan hanya untuk pemakaman, tapi juga akses vital pertanian. Setiap tahun musim hujan, warga kesulitan menyeberang. Ini harus segera diperbaiki,” ujarnya.
Sudrajat menambahkan, pihak desa terus mengimbau warga agar lebih berhati-hati saat hujan dan petir. Tragedi ini menjadi pengingat bagi warga untuk selalu mencari tempat aman saat cuaca buruk.
Caption: Warga Desa Buanajaya harus menyeberangi sungai tanpa jembatan saat menuju pemakaman, kondisi yang kerap menghambat aktivitas warga sehari-hari.***