JABARONLINE.COM – Warga di dua Kecamatan, Nanggung dan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali menumpahkan keluh kesah soal akses jembatan penghubung yang tak kunjung dibangun, meski sudah lama disurvei oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan sejumlah instansi terkait.

Jembatan gantung (rawayan) yang membentang di atas Sungai Cikaniki—anak Sungai Cisadane—itu menjadi satu-satunya akses vital bagi warga dua kecamatan tersebut. Namun kondisinya kini kian memprihatinkan: sempit, lapuk, dan membahayakan pengguna.

"Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Ini kami punya jembatan gantung yang sangat perlu rehabilitasi dan pelebaran. Jembatan ini akses utama penghubung antar kecamatan, Nanggung–Leuwisadeng,” ujar Jani Nurjaman, Kepala Desa Kalong Liud, saat dikonfirmasi wartawan, Jum'at (10/10/2025).

Menurutnya, jembatan sepanjang 65 meter yang terletak di Kampung Kalong Karamat RT 01/01, Desa Kalongliud, Kecamatan Nanggung, sudah disurvei oleh pihak Kementerian PU, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cikaniki–Cisadane, Dinas PUPR, dan DPKPP Kabupaten Bogor.

“Survei sudah dilakukan, katanya masuk program aspirasi Ibu Marlin Maesyarah, anggota DPR RI Dapil V dari Fraksi Gerindra,” jelas Jani.

Namun, sampai kini tak ada tanda-tanda pembangunan dimulai. Warga menilai janji tinggal janji, sementara setiap hari mereka mempertaruhkan keselamatan di atas jembatan tua yang kian rapuh.

“Semoga pembangunan segera terealisasi. Warga sangat membutuhkan jembatan itu, karena tanpa jembatan tersebut, mobilitas dan ekonomi masyarakat dua kecamatan terhambat,” tegasnya.

Sementara itu, Marlin Maesyarah, anggota DPR RI Dapil V (Gerindra), saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Senin (22/09/2025), yang lalu ia hanya memberikan tanggapan singkat.

"Waalaikumsalam, harusnya sih tahun ini,” tulisnya kepada wartawan 

Sayangnya, hingga Oktober 2025, janji itu belum juga terwujud. Warga kini hanya bisa berharap, jangan sampai pembangunan jembatan rakyat kecil di pedalaman Bogor ini tenggelam di bawah derasnya arus kepentingan politik dan seremonial belaka.***