JABARONLINE.COM — Inovasi bahan bakar nabati BobiBos, yang digagas Mulyadi, terus menarik perhatian. Tak hanya di tingkat lokal, sejumlah negara Asia kini disebut mulai menghubungi Mulyadi untuk menjajaki kerja sama dan transfer teknologi.
Momentum penting terjadi saat Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi meninjau langsung uji coba BobiBos di areal persawahan. Sang gubernur bahkan meminta percobaan ekstrem: tangki traktor dikosongkan dari solar biasa dan diisi penuh BobiBos.
“Mesinnya hidup seketika, dan asapnya berubah total—tidak lagi hitam pekat, tapi hanya putih tipis dan tidak perih di mata,” kata Mulyadi menceritakan reaksi sang gubernur.
Kunjungan itu berujung pada penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara KDM dan tim BobiBos. Uji coba dan produksi terbatas akan dilakukan di Lembur Pakuan, kawasan yang memiliki hampir seribu hektare sawah dan melimpah dengan jerami sebagai bahan baku.
BobiBos juga menyiapkan mesin pengolahan versi mobile yang dipasang di atas truk. Dengan konsep ini, produksi bisa berpindah mengikuti lokasi panen. Pemprov Jabar mendukung dengan menyiapkan pasokan jerami, bangunan pendukung, dan fasilitas penyimpanan.
Uji coba skala penuh ditargetkan berlangsung pada Desember, bertepatan dengan masa panen dan selesainya perakitan mesin mobile.
Masyarakat Bogor menyambut antusias kehadiran bahan bakar nabati tersebut. Namun Mulyadi memastikan peluncuran massal tetap menunggu regulasi resmi dari Kementerian ESDM.
“Kami ingin segera hadir untuk rakyat, membantu menurunkan biaya BBM. Tapi semua harus sesuai aturan,” ujarnya.
BobiBos diklaim lebih murah dari BBM fosil dan ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah jerami. Jika digunakan secara luas, inovasi ini dinilai mampu menekan impor minyak Indonesia yang mencapai 1–1,2 juta barel per hari.
Daya tarik BobiBos juga melampaui batas negara. Mulyadi mengungkapkan, empat hingga lima negara Asia dan Eropa telah menghubunginya untuk menjajaki potensi kolaborasi.
“Jika sebagian kebutuhan energi bisa dipenuhi BobiBos, kita bisa menghemat devisa besar. Dana itu bisa dialihkan untuk pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat,” tuturnya.
Didukung penuh Gubernur Jawa Barat, disambut masyarakat, dan kini dilirik negara-negara asing, BobiBos berada di titik krusial untuk melangkah menjadi ikon energi terbarukan Indonesia—lahir dari jerami, tumbuh dari desa, tapi gaungnya terdengar hingga dunia.***