JABARONLINE.COM – Sebuah aliran cairan berwarna hijau pekat kembali memicu kekhawatiran publik setelah warga Palabuhanratu menemukan zat menyerupai limbah mengucur dari gorong-gorong bekas kolam ikan sidat menuju garis pantai Cipatuguran, Sabtu (22/11/2025) siang.
Buih tebal tampak menumpuk di antara bongkahan batu pemecah ombak, mengisyaratkan adanya aktivitas tak wajar di hulu aliran.
Warga yang pertama kali melihat kejadian itu langsung menghubungi wartawan. Saat diperiksa lebih dekat, cairan tersebut mengalir deras dari sebuah pipa yang tertanam pada beton penahan gelombang. Di ujung pipa tampak jaring kecil berwarna biru yang terikat pada dua batang kayu, seolah menjadi penyaring sederhana bagi material yang terbawa arus.
Air berwarna hijau lumut itu jatuh ke bebatuan besar, menciptakan percikan seperti curahan air terjun mini. Busa kekuningan menggumpal di sela-sela batu, meninggalkan jejak yang sulit diabaikan. Di area sekitar, terlihat potongan kayu, sampah plastik, dan serpihan lain yang diduga hanyut bersama aliran tersebut.
Warga menegaskan bahwa aliran ini tidak berkaitan dengan hujan. “Kalau cuaca kering malah lebih bau, nyengat banget,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Dari balik pagar yang mengelilingi area tersebut tampak genangan cairan berwarna sama memenuhi kolam tua yang disebut warga sebagai titik awal aliran mencurigakan itu. Tempat itu diketahui pernah menjadi kolam sidat, namun dalam beberapa bulan terakhir muncul dugaan bahwa lokasi tersebut dialihfungsikan menjadi tambak udang vaname.
Ketika dikonfirmasi, Lurah Palabuhanratu Yadi Supriadi menyatakan tidak mengetahui adanya kegiatan tambak di lokasi itu.
Ia hanya menyarankan untuk menghubungi seseorang yang disebutnya terkait dengan perusahaan yang pernah beraktivitas di area tersebut.
Orang yang dimaksud hanya memberikan balasan singkat tanpa menjawab pertanyaan mengenai operasional tambak udang.
Informasi berbeda datang dari warga. Ketua RW 32, Tandim, mengakui bahwa ia melihat adanya kegiatan budidaya udang dan ikan di sekitar Jalan Raya Patuguran.
“Memang ada tambaknya. Soal sudah berapa lama jalan, saya kurang tahu. Baru kemarin lihat saat pemagaran dipasang,” katanya.
Namun Tandim mengaku tidak mengetahui soal aliran cairan berbuih yang mengarah ke pantai.
Ia menjelaskan bahwa wilayah itu masuk RW 20 sehingga ia tidak memantau langsung lokasi gorong-gorong tersebut.
Aliran cairan itu sendiri mengalir langsung ke kawasan pantai yang kerap digunakan warga dan wisatawan untuk berbagai aktivitas air, mulai dari berenang hingga bermain jet ski.
Saat lokasi dipantau, sejumlah pengunjung terlihat tetap beraktivitas tak jauh dari tumpukan busa, tanpa menyadari potensi risiko paparan cairan misterius itu.
Temuan ini memunculkan desakan agar pemerintah segera turun tangan memeriksa kandungan cairan tersebut serta aktivitas di balik keberadaan pipa yang membuang langsung ke perairan bebas.
(N.A)