JABARONLINE.COM - Keluhan panjang warga Kampung Mariuk, RT 03 RW 02 Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, mengenai irigasi yang tersendat puluhan tahun kembali mencuat. Saluran air yang tak pernah tersentuh perbaikan sejak dibangun pada masa Wakil Bupati Haji Ucok itu kini semakin parah, hingga membuat lingkungan warga seperti daerah rawa, Jumat, 21/11/2025.

Ketua RT 03 RW 02, Sulamto, menegaskan bahwa pengajuan perbaikan sudah dilakukan berulang kali. Mulai dari laporan langsung hingga tiga kali dibawa ke forum musyawarah dusun (musdus), namun tak satu pun yang direalisasikan.

“Sudah puluhan tahun irigasi ini bermasalah. Kami sudah berkali-kali mengajukan, tapi tidak ada tindak lanjut,” ujar Sulamto.

Dampaknya sangat dirasakan warga. Setiap hujan deras turun, kampung berubah menjadi kolam banjir. Ketinggian air mencapai sepinggang orang dewasa, bahkan air bercampur kotoran masuk ke rumah warga dan mengakibatkan gatal-gatal hingga penyakit kulit lainnya.

Sulamto menyebut kampungnya kini seperti kampung rawa.
“Beginikah kondisi perkampungan di zaman sekarang? Setiap hujan deras, banjir langsung datang. Makanya saya sebut ini kampung rawan banjir,” tegasnya.

Selain itu, jalan lingkungan yang rusak dan berlumpur menjadi masalah besar. Jalur tersebut adalah satu-satunya akses utama warga—dipakai untuk ke pasar, menuju masjid saat salat Jumat, hingga jalur nelayan berangkat dan pulang bekerja.

Namun di tengah keterbatasan itu, warga tidak tinggal diam. Masyarakat Kampung Mariuk berbondong-bondong melakukan kerja bakti untuk membuka saluran air, mengangkat lumpur, dan menata jalan seadanya.

“Warga bergotong royong karena tidak ada bantuan dari pemerintah. Kami hanya mengandalkan tenaga sendiri,” ujar Sulamto.

Menurutnya, hingga kini tidak ada respons dari Pemerintah Desa Cidadap, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Padahal, ada anggaran desa seperti ADD setiap tahun.

“Entah diarahkan ke mana anggarannya. Untuk wilayah kami, tidak terlihat adanya pembangunan,” tambahnya.

Warga berharap pemerintah segera turun tangan sebelum kondisi lingkungan semakin membahayakan.***