JABARONLINE.COM - Upaya mengatasi sedimentasi yang menutup akses perahu di Dermaga Pajagan kini mulai menunjukkan progres. Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Bandung, Kolonel Laut (P) Erfan Indra Darmawan, menegaskan bahwa pengerukan yang telah berjalan dua bulan ini menjadi langkah awal agar aktivitas nelayan kembali normal.

Menurutnya, kondisi sedimentasi yang menumpuk hampir 10 tahun telah membuat perahu nelayan tidak bisa masuk ke area dermaga. Pengerukan dilakukan untuk membuka alur sandar sehingga perahu dapat kembali masuk ke dalam dan merapat langsung ke jalur distribusi.

"Dan kita ingin supaya nelayan bisa merapatkan hasil ikannya dan perahunya langsung ke jalan. Nanti akan ada jalan khusus, karena sedimentasinya sudah sangat tinggi terbentuk hampir 10 tahun. Kebetulan ini dari provinsi bersama Pak Bupati mencoba menarik dan mengeruk sedimentasi agar perahu nelayan bisa kembali masuk. Dengan begitu kapal lebih aman, hasil tangkapan lebih segar, dan bisa cepat masuk ke TPI," jelas Kolonel Erfan, Selasa (18/11/2025).

Multiplayer Effect Tinggi, Dermaga Jadi Proyek Berkelanjutan

Ia menegaskan pembangunan dermaga tidak bisa selesai sekaligus, namun dilakukan melalui beberapa tahapan prioritas.

"Dermaga ini multiplayer effect-nya sangat tinggi untuk ekonomi masyarakat. Ini proyek berkelanjutan, tidak bisa instan. Tahap pertama kita atasi sedimentasi dulu, kemudian pengerukan. Setelah itu kita siapkan pengembangannya termasuk potensi wisata. Karena ini perlu kolaborasi penuh, maka Kadis dan Pak wakil bupati hadir langsung melihat kondisi lapangan," katanya.

Selain pengerukan, pemasangan bronjong juga menjadi langkah awal menahan laju sedimentasi yang terbentuk dari dua aliran sungai yang bermuara di lokasi tersebut.

Nelayan Sering Alami Kecelakaan Saat Ombak Besar

Kolonel Erfan menjelaskan kondisi musiman di mana setiap gelombang besar tiba, nelayan kerap mengalami kecelakaan karena perahu harus berjejer di luar alur yang aman. Arus dan angin sering membuat kapal terhempas hingga menimbulkan kerugian.

"Untuk awal, kita amankan dulu tempat mereka berlabuh. Kita tarik ke dalam agar mereka tidak menumpuk di luar. Kita lihat sendiri banyak kapal berjejer di luar, dan itu sangat berbahaya. Maka itu, Kadis dan Pak  bupati memasukkan anggaran prioritas agar nelayan bisa kembali masuk ke dalam. Setelah itu, barulah pembinaan keselamatan laut dilakukan," tegasnya.

Program pembinaan itu mencakup pelatihan keselamatan pelayaran, tindakan penyelamatan di laut, hingga edukasi navigasi dasar. Pembangunan fasilitas TPI dan pengembangan wisata juga akan berjalan seiring.

Harapan dari Tokoh Nelayan Aji Troy

Tokoh sekaligus sesepuh nelayan Kampung Pajagan, Aji Troy, menyambut baik langkah tersebut. Ia berharap pengerukan segera selesai agar nelayan bisa kembali menurunkan hasil tangkapan tanpa risiko.

"Kami sudah lama menunggu. Yang penting perahu bisa masuk lagi ke dalam. Kalau dermaga ini terbuka, nelayan bisa sandar aman dan hasil ikan cepat dibawa ke darat," ujarnya.

Kepala DKP Provinsi Jawa Barat, Rinny Cempaka, menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilakukan saat ini bukan reaktivasi sungai, melainkan optimalisasi kolam labuh yang saat ini dipenuhi sedimentasi.

“Ini bukan reaktivasi. Kami melakukan pengerukan kolam labuh untuk memperdalam dan memperluas ruang sandar. Dengan begitu, lebih banyak kapal nelayan bisa masuk ke dalam,” kata Rinny.

Ia menegaskan bahwa pengerjaan ini merupakan bagian dari perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan TNI AL.

“Kerja sama antara Gubernur dan Lanal memungkinkan kolaborasi seperti ini. Pengerukan kolam labuh adalah salah satu program yang kami jalankan bersama,” jelasnya.

Durasi pengerjaan ditargetkan 45 hari.

“Kami targetkan 45 hari. Setelah itu kolam labuh bisa berfungsi maksimal dan semakin banyak kapal yang bisa masuk dengan aman,” tambahnya.

Nelayan Berharap Pengerjaan Berlanjut hingga Dermaga Tuntas

Dengan mulai terbukanya jalur, nelayan berharap pemerintah meneruskan program pengerukan, penguatan breakwater, hingga pembangunan GT.

“Harapan kami jelas: perahu bisa masuk kapan saja, tidak menunggu pasang, dan tidak takut lagi dihantam ombak di luar. Dermaga harus selesai, supaya kapal dan nelayan sama-sama aman,” ujar Aji Troy.***