JABARONLINE.COM - Suasana Lapang Cangehgar, Palabuhanratu, tampak ramai oleh deru aktivitas. Pekerja tampak sibuk merangkai bambu, menegakkan tiang, hingga menata hiasan dari anyaman. Di satu sisi, daun kelapa kering perlahan dipasang sebagai atap, menciptakan nuansa teduh layaknya rumah tradisional.
Pemandangan itu merupakan persiapan untuk pameran organisasi perangkat daerah (OPD) yang menjadi bagian dari Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (HJKS) tahun ini. Seluruh stan dibuat dari bahan bambu atau awi, sebuah simbol yang dipilih karena dinilai sederhana, kokoh, ramah lingkungan, serta dekat dengan identitas masyarakat Sunda.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Sendi Apriadi, menyebut bambu bukan sekadar material bangunan, tetapi juga sarat filosofi.
“Bambu itu tumbuhnya cepat, namun tetap kuat dan bermanfaat. Filosofinya, awi ngajadi, memberi makna bahwa Sukabumi harus berkembang dengan tetap membawa keberkahan,” ungkap Sendi.
Sendi menambahkan, penggunaan bambu dalam HJKS kali ini juga selaras dengan pesan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang pernah menyebut bahwa bambu Sukabumi merupakan salah satu yang terbaik.
“Bahkan Gedung Pakuan yang menjadi rumah dinas Gubernur memakai bambu dari Sukabumi. Itu bukti nyata potensi lokal kita punya nilai tinggi,” tegasnya.
Memasuki bagian dalam tenda pameran, bentuk stan bambu mulai terlihat rapi. Tiang-tiang menjulang, alas lantai dari belahan bambu, sementara sudut-sudutnya diperkaya ornamen lokal seperti caping, kain motif tradisional, dan anyaman. Untuk memperkuat kesan alami, beberapa tanaman hias turut ditata di depan stan.
Menurut Sendi, konsep terbuka yang digunakan pada stan bambu melambangkan nilai keterbukaan dan transparansi.
“Kami ingin setiap pengunjung merasa dekat. Tidak ada batas yang memisahkan, semuanya bisa dilihat dan dinikmati secara bersama,” ujarnya.
Ia menegaskan, filosofi bambu yang tumbuh berumpun sekaligus lentur menjadi gambaran Sukabumi yang diharapkan: maju, unggul, berbudaya, dan penuh berkah.
“Tema Sukabumi Mubarokah tahun ini harus terlihat nyata, bukan hanya slogan,” kata Sendi.
Senada dengan itu, Fajar Febrian dari tim kreatif menjelaskan bahwa ide penggunaan bambu berangkat dari pernyataan Gubernur.
“Pak Dedi pernah menegaskan Sukabumi punya bambu terbaik. Karena itu, untuk pameran kali ini kami menghadirkan bambu dari Jampang, Cantayan, hingga pelosok daerah lain,” tutur Fajar.
Ia menyebut, jumlah stan yang ikut serta mencapai sekitar 40, terdiri dari OPD hingga dunia usaha. “Ada perbankan, ada industri, semua mendukung konsep bambu ini. Memang belum semuanya rampung, tapi suasana kampung bambu sudah mulai terasa,” tambahnya.***