JABARONLINE.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif ambisius untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak Indonesia, belakangan ini menjadi sorotan. Pelaksanaannya di beberapa daerah dilaporkan belum optimal, memicu diskusi hangat di berbagai kalangan. Menanggapi hal tersebut, Kawendra Lukistian memberikan tanggapan tegas, meyakinkan publik bahwa evaluasi menyeluruh akan segera dilakukan.

Kawendra menekankan bahwa pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto memiliki komitmen kuat untuk membenahi setiap kekurangan yang ada. Beliau memahami bahwa program sebesar ini pasti menghadapi berbagai tantangan di lapangan.

"Kalau ada error di mesin atau awak kapal, tentu tinggal diperbaiki dan dievaluasi. Bukan dibakar atau ditenggelamkan kapalnya," kata Kawendra.

Analogi yang disampaikan Kawendra cukup menggambarkan bahwa pemerintah akan fokus pada solusi dan perbaikan, bukan justru menghentikan program yang bertujuan mulia ini. Saat ini, program MBG telah menjangkau 22,7 juta anak di seluruh Indonesia. Pemerintah menargetkan agar seluruh anak bangsa dapat merasakan manfaat dari program ini.

"Kejadian-kejadian yang ada tentu kita prihatin. Tapi saya yakin Pak Prabowo dan jajaran akan mengevaluasi secara optimal. Ini program bagus, harus jalan terus!!" ujar Kawendra.

MBG sejalan dengan kebijakan global yang dikenal sebagai School Feeding Programme, sebuah program pemberian makan di sekolah yang telah diakui secara internasional. Laporan World Food Programme (WFP) tahun 2024 mencatat bahwa 107 negara telah mengimplementasikan kebijakan serupa.

Survei Global 2024 oleh Global Child Nutrition Foundation (GCNF) juga menunjukkan tren positif. Sebanyak 125 negara dari 142 responden melaporkan memiliki program makanan sekolah skala besar.

"Secara umum, jumlah negara yang memiliki kebijakan atau program makanan di sekolah berskala nasional (yang sering kali gratis atau sangat bersubsidi) diperkirakan mencapai lebih dari 100 negara. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa pada tahun 2022, setidaknya 79 negara memiliki kebijakan school feeding di tingkat nasional," paparnya.

Data-data ini semakin menguatkan keyakinan Kawendra bahwa MBG bukan sekadar program domestik. Lebih dari itu, MBG merupakan bagian dari gerakan global untuk menempatkan kesehatan dan gizi anak sebagai prioritas utama dalam pembangunan masa depan. Sebagai seorang ayah, saya pribadi sangat mendukung inisiatif ini. Kita tentu berharap program ini dapat berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi generasi penerus bangsa.***