JABARONLINE.COM - Diberitakan sebelumnya terkait proyek rehabilitasi jembatan Desa Sukadadi, Gelombang kekecewaan menerjang Desa Sukadadi, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu Jawa Barat Proyek rehabilitasi jembatan yang diharapkan membawa kemudahan, kini justru menjadi sumber kecurigaan. Pasalnya, besi pancang yang digunakan dalam proyek tersebut diduga kuat merupakan barang bekas.
Semua berawal dari kunjungan Bupati Indramayu, Lucky Hakim, ke kediaman Kuwu Caswita.Kunjungan tersebut disambut antusias oleh warga, petani, dan Ormas Revolusi. Selain meninjau sungai yang dipenuhi eceng gondok, bupati juga melihat kondisi Jembatan Eyeg yang memang memprihatinkan.
Kuwu Caswita memanfaatkan momen tersebut untuk menyampaikan aspirasi warga. Ia meminta agar Jembatan Eyeg segera diperbaiki dan eceng gondok di Sungai Jarak dibersihkan.

"Jembatan Eyeg ini minta di perbaharui dan Limbah eceng gondok yang ada di Sungai Jarak agar di Kuras. Biar petani pada saat musim Tanem Padi. Sudah tidak ada kendala," kata Kuwu Caswita.
Gayung bersambut,Bupati Lucky Hakim merespon positif usulan tersebut. Proyek rehabilitasi Jembatan Eyeg pun dimenangkan oleh CV. Bintang Timur dengan nilai kontrak Rp. 397.330.000. Sesuai SPK, proyek ini harus rampung dalam 45 hari kalender, mulai 24 Oktober hingga 7 Desember 2025.
Namun, kegembiraan warga tak berlangsung lama. Sukri (56), salah seorang warga Desa Sukadadi, mengungkapkan kekecewaannya saat melihat material besi pancang yang didatangkan oleh pemborong.Menurutnya, besi-besi tersebut terlihat bekas dan tidak utuh karena banyak sambungan.
"Secara kasat mata Besinya Bekas.Karena tidak utuh banyak sambunganya.Dengan ini saya minta kepada Kabid Jembatan PUPR Wimbanu.Untuk mendatangi lokasi dan mengganti material yang tidak layak pakai," ungkap Sukri.
Saat dikonfirmasi,mandor lapangan bernama Hawil mengaku tidak tahu menahu soal asal-usul besi pancang tersebut.
"Nggak tahu CV Ini dapat minjem,gawil menerangkan saya mah cuma di lapangan. Mengenai Besi Pancang. Bekas atau tidak yang beli Pemborong," ujar Mandor Hawil.
Tokoh masyarakat wilayah kecamatan arahan Ambon,saat di konfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp dia menjelaskan terkait proyek tersebut.
"Ketebalan cor jembatan Eyeg Desa Sukadadi cuma 15 cm,dan Besi rabat beton ukuran 16 kurus," kata Ambon
Masih kata Ambon 20 cm, kalau kapasitas jembatan biasa, kalau jembatan besar 35 cm.besi pancang yang cat nya pudar dan warna warni itu menandakan belinya di Cirebon bekas, kalau belinya baru nggak mungkin cat nya warna warni, tegas Ambon pada selasa, 25/11/2025.
Sementara itu di tempat terpisah Kabid Bina Marga Dinas PUPR, Wimbanu, tidak merespon saat dikonfirmasi oleh wartawan melalui pesan WhatsApp.
Kemana sebenarnya arah dari proyek yang semula diharapkan bisa memudahkan akses warga ini? Warga kini hanya bisa berharap, pihak terkait segera turun tangan dan memastikan proyek ini dikerjakan dengan benar dan transparan.
Dihari yang berbeda Pelaksana lapangan Daruki,saat di konfirmasi melalui telpon dan pasan Whatsapp seolah tak menggubris adanya konfirmasi dari wartawan
Sampai berita ini diterbitkan kembali, tidak ada satu pun, baik dari pihak Dinas PUPR melalui Kabid Bina Marga atau Pelaksana lapangan di proyek rehabilitasi jembatan desa Sukadadi kecamatan arahan kabupaten Indramayu, sebenarnya ada apa dengan para pemangku kebijakan ini,jangan jangan di dalam kerjaan proyek tersebut ada dugaan KKN, (Korupsi Kolusi dan Nepotisme).
Kepada Dinas terkait, Inspektorat dan APH segera turun tangan untuk segera meng audit kerjaan proyek tersebut.
Karena proyek rehabilitasi jembatan desa Sukadadi menggunakan APBD dari hasil uang rakyat.
(Jun & Tim)