JABARONLINE.COM– Pemerintah Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, menutup tahun 2025 dengan torehan prestasi membanggakan. Hampir seluruh program pembangunan yang direncanakan sejak awal tahun berhasil terealisasi dengan baik.
Pembangunan di desa ini dibiayai dari berbagai sumber anggaran, mulai dari Dana Desa, ADPD, Program Bunga Desa, BKK Rembug Bedas, hingga BKK Bonus Produksi Panas Bumi.
Kepala Desa Lamajang, Ade Jalaludin, mengatakan, sebagian besar kegiatan fisik sudah selesai dikerjakan dan telah melewati proses monitoring dan evaluasi (monev) oleh pemerintah desa.
“Alhamdulillah, mayoritas perencanaan sudah terlaksana. Dana Desa tahap 1 dan 2 sudah selesai, Bunga Desa selesai, pekerjaan Rembug Bedas juga tuntas. Bahkan beberapa kegiatan melebihi target berkat swadaya masyarakat,” ujar Ade kepada Tribun, Jumat (7/11/2025).
Beberapa pembangunan yang telah rampung antara lain jalan usaha tani di RW 01 Sapan dengan panjang semula 270 meter terealisasi menjadi 350 meter, jalan usaha tani Parabon dengan hotmix sepanjang 450 meter, serta tembok penahan tanah (TPT) di RW 03, 04, 09, 11, 12, 15, dan 20.
Selain itu, pembangunan hotmix jalan desa dari Kampung Ciluya menuju Babakan Tipar juga telah selesai, begitu pula jalan hotmix Ciluya–Ketipan sepanjang 600 meter yang dibiayai Dana Desa tahap 2.
Program Rutilahu berhasil memperbaiki 10 rumah warga, sementara Program Bunga Desa membantu enam rumah dengan nilai Rp 12,5 juta per rumah dan membangun fasilitas MCK di RW 14.
“Di program Rembug Bedas, pengecoran Jalan Ciurug yang ditargetkan 100 meter justru terealisasi 205 meter berkat swadaya warga,” tutur Ade.
Dari anggaran Bonus Produksi Panas Bumi sebesar Rp 371,7 juta, Desa Lamajang telah menyelesaikan tiga titik pengerjaan dan akan memulai tujuh titik jalan lingkungan lainnya.
Segmen jalan Panenjuan menuju Ciurug sepanjang 270 meter juga sedang dalam tahap persiapan pelaksanaan.
Sementara itu, pemerintah desa masih menunggu pencairan ADPD tahap 2 untuk dua kegiatan tambahan, yaitu rabat beton lapangan voli RW 18 dan rehabilitasi tungku pembakaran di TPS 3R.
Tahun 2025, total anggaran Desa Lamajang mencapai Rp 4 miliar, turun dari Rp 4,5 miliar tahun sebelumnya. Sumbernya berasal dari Dana Desa, ADPD, Bantuan Provinsi Rp 130 juta, BKK Rembug Bedas, BKK Bonus Panas Bumi Rp 371,7 juta, Program Bunga Desa Rp 95 juta, dan PAD Desa.
Meski Pendapatan Asli Desa (PAD) tahun ini turun karena serangan hama monyet di lahan pertanian 16,5 hektare, namun seluruh PAD dialokasikan 100 persen untuk bantuan sosial.
“PAD kami sepenuhnya untuk sosial — dari bantuan pengobatan, kematian, hingga penanganan ODGJ. Tidak ada yang digunakan untuk pembangunan fisik,” tegas Ade.
Program sosial ini mencakup bantuan biaya pengobatan warga, dukungan bagi keluarga kurang mampu, pengurusan jenazah dan penyediaan kain kafan, hingga perawatan ODGJ sebanyak 15 orang di desa tersebut.
Untuk meningkatkan PAD di tahun mendatang, Pemdes Lamajang tengah menyiapkan langkah strategis, seperti penguatan BUMDes, pengembangan koperasi desa, serta penanaman kopi dan cokelat yang lebih tahan hama di lahan 16,5 hektare.
Selain itu, program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat juga dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
“Untuk balita dan ibu hamil ada 1.035 penerima. Anak-anak sekolah pun ikut merasakan manfaatnya,” ungkap Ade.
“Program ini mendukung peningkatan gizi masyarakat sekaligus menjadi bagian dari upaya penanganan stunting,” tambahnya.
Dengan sebagian besar pembangunan tuntas dan fokus besar pada kesejahteraan sosial, Desa Lamajang kini menjadi contoh sukses pengelolaan dana desa yang tepat sasaran.
Melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, Desa Lamajang membuktikan bahwa pembangunan tidak hanya soal infrastruktur, tapi juga soal meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan warga.***