JABARONLINE.COM – Krisis kian parah di Kampung Sawah Tengah, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Sungai Cidadap yang meluap sejak dua hari terakhir terus menggerus daratan dan mengancam rumah warga. Namun, laporan berulang dari masyarakat justru dibiarkan tanpa tanggapan oleh pemerintah desa.
Dalam rekaman warga yang kini tersebar luas, terdengar suara pria meminta agar kondisi kampungnya disebarluaskan. Suaranya bergetar di tengah gemuruh air sungai yang menghantam tebing. Di lokasi, pemandangan memilukan terlihat jelas, tanah di tepi sungai terus longsor, membawa serta pohon, pagar, dan sebagian bangunan masjid yang nyaris ambruk.
“Masjid jami di kampung kami tinggal separuh, tanahnya habis diseret air. Dari rumah ke sungai sekarang cuma lima meter,” kata Jidin, warga Sawah Tengah, Rabu (12/11/2025) pagi.
Ia mengungkapkan, warga sudah berulang kali melapor ke pemerintah desa dan kecamatan sejak Senin lalu. Namun hingga kini, tidak ada satu pun langkah nyata yang dilakukan.
“Kami sudah datang ke kantor desa, sudah lapor lewat pesan juga. Tidak ada jawaban, tidak ada tindakan. Seolah warga dibiarkan menunggu rumahnya hanyut,” ujarnya dengan nada kecewa.
Pantauan di lokasi menunjukkan, tidak ada satu pun petugas maupun alat berat yang dikerahkan. Warga bertahan dengan membuat pagar bambu seadanya untuk menandai batas tepi tanah yang terus hilang setiap jam.
Sungai Cidadap kini hanya berjarak beberapa meter dari deretan rumah. Arusnya deras, membawa lumpur dan bebatuan besar, memukul tebing tanpa henti. Setiap kali tanah longsor, suara retakan terdengar keras dan menambah ketakutan warga.
“Kalau malam kami berjaga. Takut tiba-tiba tanahnya ambrol. Pemerintah diam saja. Kami seperti tidak dianggap,” tambah Jidin.
Kondisi kritis ini menjadi bukti nyata lemahnya respons pemerintah desa Cidadap. Di tengah bencana yang terus mengancam, warga dibiarkan menghadapi amukan Sungai Cidadap sendirian — tanpa perlindungan, tanpa kehadiran aparat, tanpa solusi.***