JABARONLINE.COM – Pemerintah Republik Indonesia kembali memusnahkan produk udang terkontaminasi cesium 137 asal Cikande, Banten, yang sebelumnya ditolak dan dikembalikan dari Amerika Serikat. Pemusnahan tahap kedua ini dilaksanakan di fasilitas pengolahan limbah B3 terpadu PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (26/11).

Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Rasio Ridho Sani, menyampaikan bahwa pemusnahan kali ini mencakup 537 kardus produk udang. Pada tahap pertama, pemerintah telah memusnahkan 94 karton atau sekitar 1 ton. Dengan demikian, total produk yang dimusnahkan mencapai 7,4 ton.

"Ini bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memastikan keselamatan dan kesehatan masyarakat, serta menjaga keamanan produk Indonesia baik di dalam negeri maupun ekspor," ujar Ridho.

Ia menegaskan, pemusnahan dilakukan di fasilitas berstandar internasional dalam penanganan limbah B3. PT PPLI merupakan perusahaan pengelolaan limbah industri yang telah beroperasi lebih dari 30 tahun di Indonesia, dikelola oleh perusahaan Jepang DOA, serta menerapkan teknologi yang digunakan di Jepang dan Singapura.

"Itu sebanyak 94 karton kurang lebih 1 ton. Hari ini kita akan melakukan pemusnahan kembali kurang lebih 537 kardus," jelas Ridho.

Berdasarkan hasil pengukuran BRIN dan Bapeten, kandungan cesium pada produk udang tersebut sekitar 10 becquerel per kilogram, jauh di bawah ambang batas 100 becquerel per kilogram. Karena itu, pengelolaan dilakukan dengan protokol lingkungan hidup di luar protokol radioaktif, namun tetap dalam pengawasan ketat.

Pemusnahan dilakukan menggunakan insinerator bersuhu 400 derajat Celsius sesuai rekomendasi BRIN dan Bapeten. Insinerator dilengkapi sistem pengendalian emisi serta pemantauan emisi berkelanjutan melalui Continuous Emission Monitoring (CEM). Abu hasil pembakaran, baik fly ash maupun bottom ash, kemudian disolidifikasi menggunakan beton dan diperkuat dengan kupol mengandung timbal sebelum ditempatkan di landfill kelas 1 PPLI.

"Hasil pemeriksaan abu pemusnahan sebelumnya dinyatakan aman oleh BRIN dan Bapeten sehingga bisa dilakukan proses landfill," jelas Ridho.

Kegiatan pemusnahan ini turut dihadiri sejumlah pejabat, di antaranya Staf Ahli Kemenko Bidang Pangan Bara Krishna Hasibuan, perwakilan Bapeten, BRIN, Barantan, Kemenkes, KKP BPMH, Gegana Brimob, TNI Nubika, serta manajemen PPLI.

"Total yang kita musnahkan produk udang itu sebanyak 7,4 ton. Mengapa kita lakukan di PPLI? Karena ini merupakan fasilitas pemusnahan dan pengolahan limbah B3 terpadu," tambah Ridho.

Staf Ahli Kemenko Bidang Pangan, Bara Krishna Hasibuan, menegaskan bahwa langkah pemusnahan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah Indonesia di hadapan dunia internasional. Dalam kunjungan delegasi Satgas ke Washington DC dua pekan lalu, pemerintah bertemu dengan US FDA, Customs and Border Protection, dan Department of Energy.

"Kami tegas katakan bahwa udang-udang yang terkontaminasi tersebut akan dimusnahkan. Ini bentuk tanggung jawab kami. Kami ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia sangat serius menangani masalah kontaminasi ini sesuai standar internasional," tegas Bara.

Menurutnya, langkah ini juga penting untuk memulihkan kepercayaan terhadap produk ekspor Indonesia, khususnya udang dan rempah-rempah, serta memastikan keamanan pangan dalam negeri.

"Delegasi Satgas melakukan kunjungan ke Washington DC sekitar dua minggu lalu. Di sana ditanyakan kepada kami, apa yang akan dilakukan dengan udang terkontaminasi yang sudah kembali ke Indonesia," ujar Bara.

Selain pemusnahan, pemerintah terus melakukan mitigasi dan dekontaminasi di kawasan industri Cikande. Hingga kini, lebih dari 60 ribu kendaraan yang keluar masuk kawasan telah diperiksa, dan 48 kendaraan terdeteksi terpapar cesium 137 kemudian didekontaminasi.

Sementara itu, Deputi Penegakan Hukum Lingkungan Hidup KLHK, Irjen Pol Rizal Irawan, menyampaikan bahwa pemerintah memperketat pengawasan terhadap peredaran bahan baku dan produk industri baik dari dalam maupun luar negeri. Pengawasan dilakukan bersama Bareskrim Polri, Gegana Brimob, TNI Nubika, serta kementerian terkait di berbagai sentra industri dan pelabuhan.

"Pemerintah meningkatkan pengawasan intensif sesuai bidang tugas masing-masing, baik terhadap produk jadi maupun bahan baku," ujarnya.

Rizal menegaskan, langkah ini dilakukan untuk memastikan tidak ada produk terkontaminasi yang masuk atau beredar di pasar domestik maupun ekspor.

Dalam waktu dekat, pemerintah juga akan memusnahkan produk cengkeh terkontaminasi yang saat ini berada di Surabaya sebagai bagian dari penanganan menyeluruh kontaminasi cesium 137.

"Pemerintah sangat serius menangani kontaminasi cesium 137 ini," tegas Ridho.

Pemusnahan di PPLI merupakan yang kedua sejak temuan kontaminasi radioaktif pada produk ekspor asal Cikande mencuat awal tahun ini. Pemerintah menargetkan proses dekontaminasi sumber paparan di Cikande selesai dalam 1–2 pekan ke depan.

Dengan langkah pemusnahan, mitigasi, pengawasan impor-ekspor, serta dekontaminasi lokasi sumber, pemerintah berharap keamanan pangan Indonesia kembali pulih dan kepercayaan pasar internasional meningkat.***