JABARONLINE. COM, – Proyek pembangunan Jembatan Cileungsi II di Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali menuai sorotan. Kerusakan pada bagian box culvert di bawah jembatan dilaporkan memicu pembongkaran ulang konstruksi, sehingga menyebabkan kemacetan panjang di ruas Jalan Raya Cileungsi menuju Jakarta, Rabu pagi.
Pantauan di lapangan menunjukkan arus lalu lintas padat merayap. Penyempitan jalur akibat pembongkaran ulang membuat kendaraan dari arah Jonggol menuju Jakarta mengantre hingga sekitar dua kilometer, sementara arus dari arah sebaliknya relatif lebih lancar.
Pembongkaran dilakukan setelah bagian bawah jembatan mengalami amblas. Konstruksi box culvert yang diduga tidak sesuai spesifikasi dinilai tidak mampu menahan beban kendaraan berat yang melintas setiap hari. Salah satu box penopang dilaporkan pecah dan mengganggu stabilitas struktur jembatan secara keseluruhan.
Akibat kondisi tersebut, pihak pelaksana proyek terpaksa melakukan pembongkaran dan merencanakan penggantian seluruh box culvert demi menjaga keselamatan pengguna jalan.
Jembatan Cileungsi II merupakan infrastruktur vital di kawasan timur Kabupaten Bogor yang menghubungkan kawasan industri dan permukiman, sekaligus menjadi akses utama menuju Jakarta, Cibubur, dan Jonggol.
Kemacetan panjang akibat pembongkaran ulang proyek ini menuai keluhan warga. Manda, salah seorang pengguna jalan, mengaku kelelahan karena kerap terjebak macet berjam-jam di jalur tersebut. Ia bahkan menitipkan keluhannya kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Kang Dedi Mulyadi (KDM), agar persoalan ini segera mendapat perhatian.
“Capek banget sama macetnya. Saya titip ke Kang Dedi Mulyadi supaya ruas depan Hermina ini bisa segera dibereskan, karena ini jalur utama,” ujar Manda.
Keluhan serupa disampaikan warga lainnya, Ardiansyah, yang menilai proyek tersebut seharusnya dikerjakan dengan perencanaan dan pengawasan yang lebih matang.
“Kalau pembongkaran terus berulang seperti ini, masyarakat yang dirugikan. Harusnya kualitas pekerjaan dari awal sudah diperhatikan,” katanya.
Selain warga, sopir angkutan barang juga merasakan dampak langsung dari kemacetan. Asep, sopir truk yang melintas di lokasi, mengaku waktu tempuh pengiriman menjadi terganggu.
“Rugi waktu, aktivitas jadi terhambat karena macet dan proyek dibongkar lagi,” ujarnya.
Proyek pembangunan Jembatan Cileungsi II memiliki nilai kontrak sebesar Rp1,336 miliar dan merupakan bagian dari program Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memperkuat konektivitas antarwilayah, mengurangi kemacetan, serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan jalan di Kabupaten Bogor.
Proyek ini semula dijadwalkan berlangsung pada 22 Agustus hingga 26 September 2025. Namun hingga kini, pengerjaan belum juga rampung lantaran ditemukannya kembali kerusakan pada struktur dasar jembatan yang mengharuskan pembongkaran ulang.
Warga berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera melakukan evaluasi menyeluruh serta percepatan penyelesaian proyek agar kemacetan di jalur utama Cileungsi–Jonggol tidak terus berulang.