Jabaronline.com-- Wakil Ketua DPR RI sekaligus politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Cucun Ahmad Syamsurijal, menyampaikan permohonan maaf setelah video pernyataannya terkait profesi ahli gizi dalam acara sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung menjadi viral dan menimbulkan polemik.
Permohonan maaf tersebut disampaikan melalui sebuah video resmi yang beredar di sejumlah media dan akun pribadinya, Cucun Centre. Dalam video itu, Cucun menjelaskan bahwa pernyataannya tidak bermaksud merendahkan atau menyinggung profesi ahli gizi.
“Beberapa hari lalu, pada saat acara dengan Badan Gizi Nasional (BGN) di Bandung, ada pernyataan saya yang memicu perdebatan. Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan permohonan maaf agar semuanya menjadi terang dan jelas,” ujar Cucun.
Menurutnya, konteks pembahasan saat itu tidak seperti yang dipersepsikan publik. Ia menegaskan bahwa peran ahli gizi sangat penting dalam pelaksanaan program MBG, terutama untuk mewujudkan generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Cucun juga menekankan bahwa program MBG bukan sekadar program sosial, melainkan fondasi bagi pembangunan sumber daya manusia melalui peningkatan gizi dan edukasi kesehatan sejak dini.
“Hari ini saya bersama Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dan BGN bertemu di ruang pimpinan DPR RI. Kami sepakat memperkuat program MBG melalui kerja sama antara BGN dan Persagi,” tambahnya.
Ia menyebutkan, para sarjana ahli gizi dan lulusan vokasi gizi nantinya akan dikonsolidasikan oleh Persagi bekerja sama dengan BGN untuk memastikan kualitas program tetap terjaga.
“Kami sepakat untuk melakukan berbagai perbaikan agar program MBG benar-benar bermanfaat bagi masa depan anak-anak Indonesia,” ujarnya.
Cucun pun berharap sinergi Persagi dan BGN dapat meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia. Ia optimistis bahwa kehadiran ahli gizi, penyuluh gizi, dan literasi gizi sejak dini akan memperkuat pondasi kesehatan bangsa.
“Sekali lagi, dari lubuk hati yang terdalam, saya memohon maaf sebesar-besarnya,” katanya.
Sebelumnya, Cucun juga telah menyampaikan permohonan maaf melalui unggahan di akun Cucun Centre terkait video viral pernyataannya dalam Rapat Konsultasi SPPG Kabupaten Bandung pada Minggu, 16 November 2025.
Dalam unggahan tersebut, Cucun menyampaikan penyesalan jika ucapannya dianggap arogan atau menyinggung profesi ahli gizi.
Ia menjelaskan bahwa diskusi saat itu sebenarnya berkaitan dengan kekhawatiran adanya perubahan diksi “ahli gizi” dalam regulasi program terkait gizi, termasuk MBG. Menurutnya, perubahan nomenklatur berpotensi memengaruhi kualitas makanan bergizi dan aspek pengawasannya.
“Tujuan saya adalah meluruskan bahwa apabila terjadi perubahan diksi, ada kekhawatiran kualitas makanan bergizi dan pengawasannya menjadi tidak dapat dipastikan,” jelasnya.
Cucun menegaskan bahwa wacana mengganti istilah “ahli gizi” dengan sebutan seperti quality control atau pengawas makanan bergizi hanyalah usulan awal dan belum tentu diberlakukan.
Ia juga membantah anggapan bahwa dirinya ingin menghapus nomenklatur “ahli gizi”. Menurut Cucun, pernyataan dalam video viral justru merupakan respon atas usulan peserta forum agar istilah tersebut dihilangkan.
“Secara prinsip, apabila nomenklatur itu dihilangkan, justru dapat membuka peluang bagi pihak yang bukan ahli gizi untuk masuk ke ruang profesi tersebut,” tegasnya.
Karena itu, ia menilai penting untuk mempertahankan nomenklatur profesi demi menjaga standar layanan gizi dan keamanan pangan b
Di akhir klarifikasinya, Cucun menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberi perhatian dan masukan terkait polemik tersebut. Ia menyebut kritik publik sebagai bagian penting untuk memperkuat program pemerintah, termasuk agenda Presiden Prabowo Subianto dalam mempersiapkan masa depan generasi penerus bangsa.
“Terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah memberikan masukan dan perhatian. Setiap aspirasi sangat berarti bagi penguatan program Presiden Prabowo,” ujarnya. ***