JABARONLINE.COM - Puluhan warga Perumahan Taman Aster, Kelurahan Telagaasih, Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi menggelar aksi protes di depan gerbang pintu masuk perumahan, lantaran akses jalan perumahan tersebut kerap dilalui oleh kendaraan truk proyek perumahan lainnya.
Warga menggelar aksi tersebut secara spontanitas lantaran mendapatkan kabar bahwa Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan melintasi wilayah tersebut saat kunjungan ke desa Wanajaya, Kecamatan Cikarang Barat.
Warga menolak penggunaan jalan utama perumahan tersebut bagi aktivitas kendaraan proyek bagi pembangunan perumahan baru yang berada persis berdampingan dengan tempat tinggal mereka.
Budiarta (51) salah satu warga menuturkan akibat adanya proyek pembangunan perumahan baru itu berdampak pada kemacetan yang semakin parah, terutama pada saat jam sibuk yang mengakibatkan arus lalu lintas tak bisa bergerak.
"Karena kami hanya menolak akses jalan kami, Taman Aster, digunakan oleh perumahan baru. Seperti itu. Karena kami warga Taman Aster yang di perumahan sini dulu tidak ada planning jalan yang sama digunakan oleh perumahan," jelas Budiarta di lokasi aksi, Jumat (17/10/2025).
"Sedangkan kami ketahui, kami yang tahu sehari-harinya setiap hari itu macet Pak. Apalagi hari-hari kerja anak-anak sekolah. Itu sudah krodit," lanjutnya.
Budi juga menyebut selain berdampak pada kemacetan, rumah-rumah warga yang berada disekitar lokasi proyek pembangunan perumahan kerap mengalami banjir saat hujan turun.
"Sudah sangat terasa dan juga banjir. Itu setiap ada pembangunan, ada blok yang berdampingan langsung itu banjir. Ketika hujan deras itu banjir gitu. Yang biasanya tidak banjir," ungkapnya.
Hal yang sama diungkap oleh Tri Listini (42) yang mengungkapkan agar pengembang perumahan baru tersebut membuat jalan akses masuk sendiri tidak melewati akses jalan utama di perumahan tempat tinggalnya. Dirinya mengungkapkan saat ini sebagian jalan akses utama perumahan tersebut sudah mulai rusak akibat adanya aktivitas truk pengangkut tanah, selain itu juga mengganggu kenyamanan warga akibat suara bising kendaraan proyek.
"Nah kalau bisa dia bikin proyek jalan sendiri," tegas Tri.
"Kemacetan, terus polusi, terus bising. Ya pokoknya kan waktu di awal kita tinggal di Aster itu gak ada rencana buat pembangunan perumahan didalam perumahan" lanjutnya.
Warga meminta pada pemerintah daerah untuk bisa menyelesaikan permasalahan tersebut, terlebih pengembang diduga belum memiliki perijinan dalam proses pembangunan perumahan tersebut.
"Nggak pernah minta ijin lingkungan, tau-tau udah ada proyeknya," tutup Tri.
Dalam aksinya selain berorasi, warga yang didominasi emak-emak itu membentangkan sepanduk yang berisi aspirasi warga menolak adanya aktivitas kendaraan proyek yang melintasi jalan utama perumahan Taman Aster.***